Penutupan FKI menjadi ajang Silahturahmi 9 Perguruan Tinggi Seni (PTS) se-Indonesia
Penutupan Festival Kesenian Indonesia menjadi ajang Silahturahmi 9 Perguruan Tinggi Seni (PTS) se-Indonesia

Selasa, 26 Okt 2021 | 16:16:25 WIB - Oleh admin web


Penutupan FKI menjadi ajang Silahturahmi 9 Perguruan Tinggi Seni  (PTS) se-Indonesia

Penutupan Festival Kesenian Indonesia (FKI) XI Tahun 2021 yang digelar oleh Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Senin, 25 Oktober 2021 berlokasi di Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung  dengan mengangkat tema “Indonesian Art Spirit : Diversitas dan Ekosistem menjadi closing ceremony setelah 6 hari melaksanakan kegiatan Festival Kesenian Indonesia dengan menampilkan perfomance dari 9 Perguruan Tinggi Seni se-Indonesia. Dengan terselenggaranya kegiatan ini juga dijadikan sebagai pertemuan silahturahmi dari Perguruan Tinggi Seni (PTS) se-indonesia yang diharapkan dapat memajukan kebudayaan nasional melalui seni budaya yang ada di setiap daerah masing-masing melalui karya-karya yang ditampilkan oleh para mahasiswa “kami ingin memberikan ruang bagi keanekaragaman setiap entitas budaya secara maksimal, yang dirangsang oleh mahasiswa seni akademisi kepada masyarakat” kata Ismet Ruchimat selaku ketua Panitia Kegiatan. Ada sembilan (9) Perguruan Tinggi Seni yang terlibat dalam Festival Kesenian Indonesia, antara lain : ISBI Aceh, ISI Padang Panjang, ISBI Bandung, Institut Kesenian Jakarta (IKJ), ISI Yogjakarta, ISI Surakarta, Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya , ISI Denpasar dan ISBI Tanah Papua.

Dalam sambutan yang disampaikan oleh Rektor ISBI Bandung Prof. Dr. Hj. Een Herdiani , S.Sen., M.Hum ,menyampaikan ucapan yang sangat besar atas bantuan dari seluruh pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini dan berharap agar silahturahi antar Perguruan Tinggi Seni (PTS) se-Indonesia dapat terjalin dengan baik “ Kegiatan ini merupakan ajang dimana kita PTS dapat saling bertukar fikiran, berdiskusi dan bersilahturahmi itu yang terpenting karena melalui silahturahmi inilah yang lebih mempererat kebersamaan kita dalam menjunjung tinggi dan mengembangkan seni budaya indonesia “ tutur Rektor ISBI Bandung dalam sambutannya. Untuk Selanjutnya Rektor ISBI Bandung pun menyerahkan Bendera FKI kepada Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. Wayan Adnyana, S.Sn, M.Sn  sebagai tuan rumah Festival Kesenian Indonesi XII tahun 2023.


Tampak hadir Rektor Institut Seni Budaya Indonesia  (ISBI) Tanah Papua Dr. I Dewa Ketut Wicaksana, SSP,. M.Hum  terlihat antusias dalam mengikuti jalannya kegiatan yang ada  bersama dengan Rektor-rektor lainnya dari Perguruan Tinggi Seni (PTS) se- Indonesia, dalam hal ini menyampaikan dukungan atas terselenggaranya Festival Kesenian Indonesia XI tahun 2021 “ Saya merasa takjub sekaligus berbahagia dapat ikut berpartisipasi langsung menyaksikan acara Penutupan FKI XI ini bersama segenap pimpinan perguruan tinggi seni se-Indonesia , tampak pelaksanaan acara ini dipersiapkan dengan matang oleh tuan rumah ISBI Bandung dibawah arahan Ibu Rektor  Prof. Dr. Hj. Een Herdiani , S.Sen., M.Hum. Untuk itu saya ucapkan terima kasih atas pelayanan panitia yang begitu profesional serta paling utama, sungguh pagelaran seni dari tiap-tiap Perguruan Tinggi Seni yang sangat luar biasa dapat menampilkan keragaman akar seni budaya daerah masing-masing. Sungguh merupakan suatu pengalaman menarik bagi kami ISBI Tanah Papua, dan saya mewakili ISBI Tanah Papua mengucapkan selamat untuk ISBI Bandung telah berhasil melaksanakan pergelaran FKI XI dengan sangat baik, semoga kita semua dalam Payung BKS-PTS ini selalu saling support untuk kemajuan bersama dan pelaksanaan FKI berikutnya dapat terselenggara dengan baik “ Tutur Rektor ISBI Tanah Papua.


Selain Penutupan FKI juga dilaksanakan Dialog Non Formal BKS-PTSI yang membahas tentang  kondisi yang dihadapi oleh tiap PTS menghadapi kondisi saat ini dan bagaimana upaya dalam mengatasinya,  berjalan dengan penuh kekeluargaan dan saling support dari setiap anggota PTS yang hadir, mewakili Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua IBG. Surya Peradantha, M.Sn menyampaikan terkait kurikulum di ISBI Tanah Papua serta melalui kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk PTS se-Indonesia untuk dapat saling membantu dan menjaga kerja sama yang ada dengan baik, “Saya berharap dengan adanya Kegiatan ini  kita sebagai Perguruan Tinggi Seni dapat saling membantu dan bekerjasama ketika adanya permasalahan yang dihadapi dan dapat memberikan acuan atau referensi bagi kami ISBI Tanah Papua terkait masalah kurikulum”. Closing Statement yang disampaikan oleh Rektor ISI Jogjakarta Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum mewakili para peserta yang hadir  menyampaikan “ Kita sebagai PTS harus mampu untuk meningkatkan kerja sama secara terus menerus  terkait permasalahan SDM, Pendanaan dan Tata Kelolah yang saat ini menjadi masalah bagi Perguruan Tinggi Seni” .

Adapun Rangkaian kegiatan  Festival Kesenian Indonesia (FKI) dibagi kedalam tiga (3) segmentasi yang disampaikan oleh Ismet Ruchimat yaitu :

1. Pertunjukan, menghadirkan konten yang didelegasikan oleh setiap PTS yakni Karya mahasiswa dengan bentuk                 pertunjukan inovatif yang menampilkan karya seni musik, karya tari, karya teater dan karya film dokumenter

2. Pameran (Eksebisi Virtual), menampilkan pameran virtual yang diisi oleh karya-karya mahasiswa seni rupa dan fotografi dari Perguruan Tinggu Seni se-Indonesia yang ditampilkan secara menarik melalui platform Artsteps Virtual dengan menampilan karya seni seperti seni lukis, seni patung, seni kriya, desain mode, fotografi dan new media art.

3. Seminar Internasional, menghadirkan praktisi dan penggiat seni  baik nasional maupun internasional seperti Rektor ISBI Bandung Prof. Dr. Hj. Een Herdiani, S.Sen., M.Hum, Prof. Arsenio Nicolas dari University of Mahasarakham Thailand, Prof. Dr. Wayan Kun Adnyana, S.Sn., M.Sn sebagai Rektor of Institut Seni Indonesia Denpasar,  Prof. Andrew Waintraub dari University of Pittsburg, Drs. Pim (W.) Westerkamp selaku Curator Southeast Asia, National Museum of Worldcultures Netherlands, Professor Kathy Foley dari University of California, Santa Cruz dan Dr. Martinus Miroto, M.F.A dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta.




Tuliskan Komentar