TARAKAN - Universitas Borneo Tarakan (UBT) menjadi tuan rumah pelaksanaan Rapat Kerja (Raker) Konsorsium
Perguruan Tinggi Negeri Kawasan Timur Indonesia (KPTN - KTI) tahun 2022. Raker tersebut dilaksanakan di Ruang Auditorium Gedung Rektorat
UBT lantai 4 pada tanggal 28-30 januari 2021.
Raker yang digelar dengan protokol kesehatan (prokes) ini dihadiri seluruh rektor perguruan tinggi negeri dan direktur politeknik negeri yang tergabung di KPTN-KTI.
Direktur Eksekutif Konsorsium PTN-KTI Dr. Andi Ilham Makhud mengata- kan, bahwa perguruan tinggi di kawasan Indonesia timur itu dianggap masih tertinggal dari kemajuan perguruan tinggi di wilayah barat Indonesia.
“Pada raker ini, kami mencoba
kembali merangkum isu -
isu yang menjadi krusial yang menghambat pertumbuhan
dan kemajuan perguruan
tinggi di wilayah Indonesia timur. Kita bersama
-
sama carikan solusinya, baik itu melalui audiensi dengan kementerian maupun dengan upaya-upaya sendiri yang bisa kita
lakukan secara mandiri tapi secara
bersama - sama,” katanya.
Ia mengungkapkan, raker
ini bertujuan untuk mendengar kendala yang dihadapai oleh perguruan tinggi, mulai dari
timur Papua sampai Kalimantan. Persoalan tersebut dipetakan, dan dian- gkat. Kemudian
diajukan solusinya ke pemerintah.
“Pada raker ini juga, ada beberapa
isu yang kita bicarakan. Isu pertama adalah soal
pengangkatan dosen tetap, sepeti CPNS atau ASN. Perguruan tinggi yang tadinya swasta dirubah menjadi negeri, dimana sumber daya manusia (SDM) di dalamnya
terdapat
dosen, tendik
yang bukan ASN, dan
kita upayakan jadi ASN,
ternyata tidak memenuhi
syarat,” ungkapnya.
Persoalan seperti ini
tidak boleh dia- baikan, karena mereka sudah mengabdi
di perguruan tinggi cukup lama. Meski- pun sudah banyak solusi yang diberikan pemerintah dengan pengadaan PPPK,
namun setelah diimplementasikan ter- nyata mereka masih sulit tembus.
“Ini dikarenakan beberapa persyaratan, misalnya usia, lama pengabdian, pangkat, jabatan,
dan sebagainya, ka- rena tidak
cocok dengan kriteria. Oleh
kerena itu, menurut kami ini harus
ada perhatian khusus,” tuturnya.
Persoalan lain adalah ketimpangan mutu mahasiswa
di wilayah timur dan barat. Perguruan
tinggi di wilayah
barat sepertinya tidak membatasi
kapasitas penerimaan mahasiswanya, mereka membuka diri
sebesar - besarnya,
sehingga perguruan tinggi di bagian timur tidak
mendapatkan mahasiswa. “Kita
ingin disparitas mutu antara perguruan tinggi di timur dan barat bisa diperkecil, melalui usaha - usaha
yang dilakukan secara bersama - sama di konsorsium,” ungkapnya.
“Kemudian mindset dari teman-teman yang di perguruan tinggi bagian timur perlu di upgrade,
kita juga akan melakukan kegiatan pengembangan kapasitas dari pada dosen kita, misalnya kita melakukan workshop
mengenai pengembangan penjaminan mutu perguruan tinggi
dan akademik,” ucapnya.
Pihaknya juga akan
melakukan workshop untuk meningkatkan
kemam-
puan dosen untuk melakukan
publikasi ilmiah di jurnal bereputasi. “Kita nanti belajar dengan negara maju atau dengan negara tetangga seperti Filipina. Kita sama - sama negara berkembang tapi di Filipina bisa lebih bereputasi di tingkat internasional. Nah, nanti kita coba bela-
jar dari situ,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia berharap perlu adanya perhatian khususnya dari pemerintah, karena bagaimanapun wilayah timur banyak sekali hambatannya untuk berkembang lebih maju. Pihaknya juga akan terus melobi dan berkomunikasi dengan Dirjen dan Kemendikbudristek. Ketua Presidium Konsorsium Pergu- ruan Tinggi Negeri Kawasan Timur In- donesia (KPTN - KTI) yang juga merupakan Rektor UBT Prof. Dr. Adri Patton, M.Si mengatakan, bahwa Raker KPTN-KTI merupakan suatu agenda rutin. “Pada hari ini (Sabtu, Red) kita melaksanakan raker, dimana hampir semua rektor perguruan tinggi dan direktur politeknik negeri yang tergabung dalam KPTN - KTI hadir,” kata Adri Patton.
Adri Patton mengungkapkan, tujuan dari pada kegitan KPTN -
KTI ini adalah bagaimana peran serta
seluruh universitas dan politeknik
yang ada di Kawasan
Indonesia Timur wajib turut serta mencerdaskan
kehidupan anak bangsa.
Berdasarkan raker yang
telah dilakukan, ada beberapa rekomendasi yang dibuat. Salah satunya bagaimana anak- anak
di daerah perbatasan perdalaman
dan daerah tertinggal bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk melanjutkan pendidikan khususnya
di universi- tas yang
ada.
“Kemudian masalah -
masalah yang disampaikan dalam raker ini,
seperti masalah dosen, akreditasi dan sebagainya itu, bisa kita carikan solusinya dan kita selesaikan,” ucapnya.
Pada kesempatan ini, Adri Patton juga mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota
Tarakan dr. H. Khairul,
M.Kes yang telah mengundang dan memberikan jamuan makan
malam
bersama dengan para rektor dan direktur
yang tergabung
di KPTN - KTI. “Sekali lagi saya ucapkan terima kasih, semoga
apa
yang diberikan
mendapatkan imbalan yang sepantasnya,” pungkasnya