Rektor dan seluruh Anggota Senat ISBI Tanah Papua berfoto bersama dengan wisudawan/i, usai sidang terbuka di Hotel Horison Kotaraja, Selasa (29/10)
JAYAPURA-Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) tanah Papua melaksanakan sidang terbuka dalam rangka Dies Natalis ke X sekaligus menggelar wisuda angkatan Ke-IV Program Sarjana Seni tahun akademik 2023/2024 di Hotel Horison Kotaraja, Selasa (29/10).
Tercatat ada 12 mahasiswa yang diwisuda dan ke 12 wisudawan/i tersebut terdiri dari 5 Program Studi (Prodi), meliputi Prodi Seni Tari 5 orang, Prodi Seni Musik 3 orang, Prodi Seni Rupa Murni 1 orang, Studi Kriya Seni 2 orang, dan Prodi Desain Komunikasi Visual 1 orang.
Catatan ini menambah panjang alumni ISBI Tanah Papua dimana sejak tahun 2014 hingga 2024, ISBI tanah Papua telah menghasilkan lulusan sebanyak 82 orang Mahasiswa. ISBI sendiri baru berdiri 2014 dan terbilang masih sangat muda. Namun berbekal tekad untuk ikut berkontribusi bagi Tanah Papua, hingga kini ISBI terus eksis menciptakan generasi yang paham akan tradisi dan budaya. Kesenian dan budaya adalah akar dari masyarakat asli Papua dan tak bisa dipisahkan.
Ada tradisi, ada budaya yang selalu melekat dalam keseharian dan ISBI menggali lebih dalam menyiapkan sosok generasi yang bisa menjadi penerus tradisi tersebut. “ISBI ini masih sangat muda namun ada komitmen yang terus kami jalankan. menyiapkan generasi dan membenahi sektor dunia pendidikan seni budaya di Papua,” kata Rektor ISBI TPapua, Dr. I. Dewa Ketut Wicaksana, saat sambutannya, Selasa (29/10).
Terlebih, diera Revolusi Industri 4.0 yang tengah berlangsung dan bahkan berangsur menuju peralihan era society 5.0, ISBI tanah Papua mau tidak mau harus bergegas merespons tantangan tersebut agar pendidikan seni khususnya di tanah Papua dapat berkembang lebih baik sehingga generasi emas papua mendapatkan ruang untuk menempuh pendidikan yang layak dan profesional sebagaimana visi ISBI itu sendiri.
“Visi kami adalah menjadi pusat unggulan seni budaya yang berbasis kearifan lokal guna memperkaya nilai-nilai kemanusiaan,” ungkapnya.
Hanya saja meski beru seumur jagung, secara kualitas dan kuantitas ISBI tidak lagi diragkukan. Dimana sejak tahun tahun 2020, kampus yang kini menempati jejeran ruko di Waena itu telah terakreditasi “Baik”.
Wicaksana meyakini ini merupakan langkah awal derap langkah ISBI Tanah Papua dalam bergerak maju menjadi lebih baik dan niscaya, usaha serupa akan terus ditingkatkan pada masa akreditasi berikutnya di tahun 2025. Iapun menyebut domino masyarakat mengenyam pendidikan di ISBI cukup meningkat dimana terhitung sejak tahun 2021-2024 jumlah mahasiswa sudah mencapai 243 orang. “Domino paling tinggi tahun akademik 2024, totalnya mencapai 80 orang,” ujarnya.
Lebih lanjut I. Dewa Ketut Wicaksana, menjelaskan arah dan tujuan berdirinya ISBI tanah Papua untuk mewujudkan misi diantaranya menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan mengembangkan potensi dan pluralitas seni dan budaya lokal sehingga dapat membangun jati diri masyarakat agar memiliki daya saing global.
“Berharap melalui semangat ini kami mampu menciptakan dan mempresentasikan beragam gagasan ke dalam berbagai bentuk karya seni dan mempertanggungjawabkan secara akademik, moral, dan etik,” tuturnya. Terlepas dari perkembangannya saat ini tampak ada kendala yang mereka hadapi, salah satunya fasilitas seperti gedung. Sepuluh tahun berdiri, ISBI tanah Papua belum juga memiliki gedung sendiri.
Awalnya menempati bangunan di expo Waena namun harus keluar karena persoalan ulayat dan kini menempati bangunan ruko. Disampaikan dengan perkembangan jumlah dosen, tenaga kependidikan serta jumlah mahasiswa yang terus meningkat diiringi kebutuhan sarana dan prasarana yang lebih kompleks, maka pihaknya berharap adanya dukungan dari pemerintah baik provinsi maupun pusat untuk membantu mendirikan gedung yang lebih representatif.
“Saat ini kami sedang membangun di Koya Koso, Distrik Muara Tami. Pengerjaannya master plannya sudah rampung dan target tahun depan mulai tahap pembangunan fisik (Gedung Kuliah Terpadu) yang akan dibiayai oleh SBSN (Surat Berharga Syariah Negara). Kami harap adanya dukungan dari pemerintah daerah tapi juga pemerintah pusat,” harapnya.
Adapun wisuda ke V dan Dies Natalis X kali ini mengangkat tema “10 Tahun Dedikasi ISBI Tanah Papua, Membangun Jati Diri Seni Budaya, Melestarikan Tradisi, Mengukir Masa Depan”. Tema itu diangkat sebagai bentuk komitmen dan kontribusi ISBI Tanah Papua selama 10 tahun berdiri. “Satu dekade merupakan pencapaian yang signifikan untuk sebuah institusi, terutama dalam membangun dan memperkuat peran strategis dalam bidang seni dan budaya,” jelasnya.
Dikatakan meski belum memiliki Kampus yang representatif namun capaian ISBI untuk peningkatan mutu pendididkan sudah sangat luar biasa. Dimana oktober 2024 pihaknya baru memberangkatkan 13 peserta meliputi dosen dan mahasiswa mengikuti ivent International Djogja Earthsound Festival (IDEF) di Kampus ISI Yogyakarta.
Dengan membawakan karya seni dari Kampung Yokiwa, Sentani berjudul “Akhokoy” Ivent ini sebagai wadah kreatif sekaligus peluang untuk memperluas jaringan di antara seniman nasional dan internasional. Kemudian dalam waktu dekat pihaknya akan mengutus salah satu dosen ke Australia, untuk melakukan kegiatan pengabdian internasional dengan Balinese Society of Australia Inc.
Sedangkan rektor sendiri akan ke Australia untuk melakukan MoU dengan University of Adelaide Australia, dan Flinders University Australia. “Kegiatan-kegiatan ini kami lakukan sebagai langkah untuk memperkenalkan kepada dunia tentang pendidikan seni kita di Papua,” tutur Ketut Wicaksana. Ia menyatakan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk terus berkembang, berinovasi, dan menghadapi masa depan dengan semangat yang penuh antusiasme. Ini menggaris bawahi semangat progresif dan orientasi ke depan lembaga ini.
Dengan demikian, perayaan Dies Natalis ISBI Tanah Papua X, ini mencerminkan semangat ISBI Tanah Papua untuk terus mewujudkan visi dan misinya dalam melayani seni dan budaya untuk kemanusiaan. Ini dikatakan merupakan panggilan untuk terus berkontribusi pada pembangunan budaya Papua, menginspirasi masyarakat, dan menjaga warisan budaya sambil bergerak maju menuju masa depan yang lebih cerah.
Ia juga berpesan agar tema yang dipampang bisa direnungkan bahwa seni dan budaya adalah elemen penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan memperkaya makna eksistensi manusia. “Kepada para wisudawan kami berpesan agar ilmu yang telah didapatkan itu diamalkan, menjadi guna bagi masyarakat sebagai bentuk pengabdian dan semangat pelayanan,” pungkasnya. (rel/ade)
https://cenderawasihpos.jawapos.com/pariwara/31/10/2024/10-tahun-dedikasi-isbi-tanah-papua-ciptakan-generasi-paham-tradisi-dan-budaya/