Bertepatan dengan rangkain puncak acara peringatan dirgahayu TNI ke 69 di markas ARmatim Surabaya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkesempatan untuk menandatangani plakat peresmian 12 perguruan tinggi negeri baru di Indonesia yang salah satunya adalah ISBI Tanah Papua. Seperti diketahui bersama, bahwa pendirian ISBI Tanah Papua telah dipersiapkan pada tahun 2012, berdasarkan Keputusan Mendikbud Nomor 040/P/2012 tanggal 8 Maret 2012 bahwa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ditugaskan sebagai pelaksana pendirian ISBI Tanah Papua.
Pemda Provinsi Papua, Rektor Uncen, dan para pemerhati seni, budayawan/ seniman, sangat menyambut baik rencana berdirinya ISBI di Tanah Papua. Dalam peresmian tersebut dari ISBI Tanah Papua dihadiri oleh Asisten II Setda Papua (Drs. Ellia Loupaty,MM) mewakili Gubernur Papua, Rektor ISI Denpasar (Dr I Gede Arya Sugiarth, S.SKar., M.Hum) dan 5 orang Tim Pendiri ISBI Tanah Papua (Dr.James M Modouw,MMT, Drs. Don Flassy, MA, Prof. Dr. I Wayan Rai S.,MA, Prof. Dr. I Nyoman Artayasa, M.Kes., dan Drs. IGB Priatmaka, MM).
Pada tahun akademik 2013/2014 ISI Denpasar selaku pelaksana tugas telah diberi Mandat oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud untuk penyelenggarakan Program Studi di luar domisili ISI Denpasar di Provinsi Papua. Mandat penyelenggaraan program studi (Prodi) sebanyak 5, yaitu : Prodi Seni Tari, Prodi Seni Musik, Prodi Seni Rupa Murni, Prodi Kriya Seni, dan Prodi Desain Komunikasi Visual. Ke 5 program studi tersebut dia atas, adalah embrio program studi ISBI Tanah Papua dari 12 program studi yang akan diselenggarakan.
Setelah Keputusan Presiden RI ditetapkan maka program studi yang diselenggarakan di Provinsi Papua akan diintegrasikan ke ISBI Tanah Papua termasuk STSP Jayapura. Saat ini embrio ISBI Tanah Papua telah memiliki mahasiswa dua angkatan sebanyak 80 orang, menggunakan Kampus sementara UPTD Taman Budaya Provinsi Papua dan UPTD Museum Negeri Provinsi Papua jalan Raya Sentani 17,8km Waena Jayapura. Kampus sementara ini adalah wujud dukungan dari Pemda Papua sampai gedung atau ruang kuliah ISBI Tanah Papua berdiri.
Dipihak lain konversi ISI Denpasar menjadi ISBI Denpasar, menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tidak mengurangi jati diri Institut Seni, perubahan ini akan membuka program studi ilmu budaya. Perubahan ini tidak akan meniadakan jurusan-jurusan ilmu budaya yang ada di universitas-universitas. Beliau menuturkan bahwa Seni dan budaya dinilai sudah sewajarnya menjadi satu dan tidak dipertentangkan atau dibeda-bedakan, seperti yang selama ini terjadi, masuknya aspek budaya dalam ISI dinilai wajar, karena pada dasarnya seni merupakan bagian dari budaya. “Jangan khawatir, tidak akan saling meniadakan tetapi justru saling memperkuat, semua sisi kehidupan sebenarnya masuk ke budaya, yakni Cipta, karsa, dan rasa, termasuk seni”, ungkapnya.